Wikipedia

Search results

Friday 17 October 2014

A Mud Road

Friday, October 17, 2014

Otak kecil ku kembali mengingatkanku akan masa-masa mencekam satu tahun silam..
Aku mulai memvisualkan segalanya di benakku.. Langkahku goyah.. Aku terjatuh..
Lalu Ku tundukkan kepalaku seraya kutanya pada sang Maha Mendengar.
"Wahai Tuhanku, tolong sampaikan pada Si Ruang Merah, ada apa sebenarnya? Aku lelah terus mengingatnya dalam benakku. Aku tidak ingin membencinya terus menerus."

In the evening

Belum saja luka yang menganga itu meredup, datanglah lagi langkah kaki penuh arti dari Si Kecil. Mereka mengatakan bahwa wajahnya menyerupai Orang itu ! Tetapi abangku tidak meng-Iya-kan. Ia mengatakan, " iyasih dia itu.. eee.. eee.. "
"Bilang aja cantik lama banget". " Yaa itulah.. tapi dia ngga mirip kook. matanya sipit beda dengan dia, matanya belo".
Seketika hatiku meronta-ronta. Ia berteriak minta tolong. Ia minta dibelikan sebongkah es dari Kutub Utara untuk meredakan nya. Pada akhir conversation, aku berkata, "Jangan pernah sebut nama itu lagi saat berbicara denganku !".

Just Now
Ia menceritakan banyak hal tentang si Kecil yang diperlakukan s e p e s i a l  oleh teman-teman nya. Seperti Bakso saja harus ada s e p e s i a l  nya -___- "Hey c'mon dia hanya gadis biasa ! kau membuat ku jijik saja! " kataku dalam hati.
Sampai pada akhir sentence yang berbunyi, "kalau di kantin, biasanya temen-temen ku ngeliatin dia, tapi aku engga. Biar dia tau AKU BERBEDA".
Lalu dia lanjutkan dengan sedikit kata "eh aku di.." *TET*
Percakapan itu terputus. Aku sudah sangat lelah. Air mataku menetes tidak lama kemudian.

Kamu
Andai saja kau mengerti bahwa untuk mencapai kotaku kau harus menempuh puluhan Kilometer terlebih dahulu. Tidak ada kereta. Lalu, kau juga seharusnya mengerti bahwa awal ajaran itu menghabiskan banyak waktumu. Kau tidak akan pernah sempat menemuiku.
Atau jangan-jangan ini semua hanya rancangan mu untuk membuatku tenang???
Aku tidak tahu aku akan bertahan atau tidak. Kita akan menjalani bertahun-tahun dalam jarak yang cukup jauh dan waktu yang cukup menyita. Realita nya, Kau tidak ada di sini saat ku butuh. 
Meskipun aku bisa menganggap mu ada.

Biarkan kapal ini berlayar mengelilingi samudera. Tuhan yang mengatur ke mana angin akan membawa ku pada pelabuhan yang sesungguhnya. Pelabuhan yang makmur dan sejahtera.(mf)

No comments:

Post a Comment